Buletin AlFikrah

Upaya Menghidupkan Pemahaman As Salaf Ash Shalih

Sabtu, 10 Januari 2009

Menyikapi Kebiadaban Israel

Tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan pembantaian Israel terhadap rakyat Palestina selain kata “BIADAB”. Israel kembali menumpahkan darah kaum Muslimin di Gaza, Palestina. Ratusan Muslim tewas dirudal zionis yahudi dan ribuan lainnya luka-luka.
Percik darah masih terus tercecer di Serambi Al Quds. Rintihan dari mulut-mulut kecil dan tak berdosa, bocah-bocah malang Palestina menjadi saksi betapa kekejaman kaum Yahudi—laknatullah—masih terus terjadi di bumi suci Palestina.
Ketika darah kaum Muslimin ditumpahkan dengan sewenang-wenang oleh Yahudi Israel, maka bagaimana seharusnya sikap yang harus diambil seorang Muslim?
1. Mendoakan rakyat Palestina dan membaca Qunut Nazilah dalam shalat
Di antara orang yang doanya mustajab adalah doa seorang Muslim terhadap saudaranya dari tempat yang jauh. Nabi r bersabda, artinya, “Tidaklah seorang Muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak berada di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata, "Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan".” (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang Muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh. Jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka ia tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Karena itu, sebagian ulama Salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri, mereka menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena di samping terkabul, dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya.”
Adapun qunut, secara istilah adalah seperti yang dikatakan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani—rahimahullah, "Suatu doa di dalam shalat pada tempat yang khusus dalam keadaan berdiri." (Fathul Bari, 2/490.) Dan nazilah artinya malapetaka atau musibah yang turun menimpa kaum muslimin dalam bentuk gempa, banjir, peperangan, penganiayaan dan sebagainya.
Qunut nazilah adalah suatu hal yang disyariatkan dan amat disunnahkan ketika terjadi musibah dan kezaliman.
Imam Syafi'i—rahimahullah—berkata, "Apabila turun musibah kepada kaum Muslimin, disyariatkan membaca qunut nazilah pada seluruh shalat wajib." (Syarhus Sunnah karya Al-Baghawi 2/279).
Soal lafal, tidak ada hadis dari Nabi r yang menunjukkan adanya doa khusus dalam qunut nazilah. Karenanya, seseorang boleh berdoa dengan doa yang sesuai dengan keadaan orang yang tertimpa musibah.
Contoh bacaan yang biasa dibaca dalam doa qunut:

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ , اللَّهُمَّ أَذِلََّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ , اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ والمُسْتَضْعَفِينَ فِىْ فِلِسْطِيْنَ وَفِيْ كُلِّ مَكَانٍ . اللَّهُمَّ دَمِّرْ أعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ, اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالشِّرْكَ وَالمُنَافِقِيْنَ , اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِ أَعْدَائنا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ, اللَّهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُم وفَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ كَلِمَتَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَسَلِّطْ عَلَيْهِمْ جُنْدًا مِن جُنُوْدِكَ يَا عَزِيْزُ يَا قَهَّارُ , يَا جَبَّارُ , يَا الله , يَا الله , يَا الله , يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ يَا مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَيَا مُجْرِيَ السَحَابِ وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَابِ , اِهْزِمِ الْكُفَّارَ , اِهْزِمِ الْيَهُوْدَ وَمَنْ وَالاهُمْ , وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ .اللَّهُمَّ أَنْتَ القَوِىُّ وَ نَحْنُ ضُعَفَاءُ ,نَشْكُوْا ضُعْفَ قُوَّتِنَا , اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبُّنَا وَنَحْنُ عِبَادُكَ. اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا شَهَادَةً فِىْ سَبِيْلِكَ , رَبَّنَا آتِنَا فِىْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً , وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ , وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Lafal qunut di atas tidak semuanya dari Nabi r. Olehnya, tidak ada keterkaitan dengannya apalagi menganggapnya sebagai doa yang disunnahkan. Dan bagi yang mampu menyusun doa dalam bahasa Arab yang sesuai dengan keadaan musibah, tidak ada larangan baginya untuk berdoa dengannya.
2. Mengumpulkan bantuan baik dana maupun harta benda dan mengirimkannya melalui LSM terpercaya
Pada peristiwa perang Tabuk, Rasulullah r membuka kesempatan kepada para sahabatnya untuk bersedekah sebagai bekal pasukan perang. Maka berinfaklah para sahabat, kaya maupun miskin. Abu Bakar t menginfakkan seluruh hartanya. Umar bin Khattab t menginfakkan setengah hartanya. Utsman bin Affan t menginfakkan 100 kuda dan 300 unta lengkap dengan pelananya (dalam riwayat lain disebutkan 900 unta dan 100 kuda). Kaum wanita pun tak ketinggalan menginfakkan perhiasan-perhiasan mereka.
Namun ada pula para sahabat yang karena kemiskinan mereka hanya mampu menginfakkan 60 gantang sampai 120 gantang kurma. Kurma yang sedikit untuk membekali pasukan yang berjumlah besar? Benar, ia sedikit. Akan tetapi, yang mereka infakkan adalah seluruh dari apa yang mereka punyai. Mereka ingin memberikan makan kepada tentara berhari-hari. Bagi sebagian orang, mungkin infak mereka tersebut tidak berarti. Akan tetapi bagi mereka, infak tersebut banyak. Begitu juga di sisi Allah. Infak tersebut banyak, dan sangat banyak.
Ada ribuan saudara kita yang saat ini meregang nyawa di Palestina. Mereka butuh uluran tangan dan doa kita.
3. Memotivasi para ulama, dai, khatib dan para penulis untuk menjelaskan kezhaliman Israel dan musuh-musuh Islam
Kita menyayangkan sikap aktivis LSM yang selama ini dikenal sebagai pejuang keadilan masyarakat, namun tidak banyak berbicara—bahkan terkadang membisu—ketika umat Islam yang jadi korban. Juga menyesalkan sikap media massa—yang didominasi oleh kaum kuffar—yang pemberitaannya tidak seantusias jika yang jadi korban adalah nonmuslim. Jika korban dari kalangan nonmuslim, meski hanya satu orang, mereka heboh bukan main dengan membawa-bawa alasan pelanggaran HAM, korban terorisme, dan seterusnya. Jika yang jadi korban adalah umat Islam, maka banyak fakta yang tidak akan diungkap, atau fakta itu sengaja diputarbalikkan untuk menyudutkan kaum Muslimin.
Di sinilah peran para ulama, dai, khatib, maupun media milik umat Islam untuk menjelaskan fakta yang sebenarnya kepada umat.
4. Mengintrospeksi diri terhadap kelalaian dari niat berjihad
Dien Allah (Islam) tidak akan menang hanya dengan omong kosong belaka. Negeri-negeri Islam juga tidak akan terjaga hanya dengan pantun, lagu, dan syair.
Percik darah di Serambi Al Quds ini akan menaikkan tensi ghirah kita kepada Islam. Terutama kaum Muslimin Palestina. Jika bocah-bocah Palestina dengan lantang mengatakan, “Beri aku senjata, maka demi Allah, aku akan melawan mereka!” Maka bagaimana dengan kita?
Rasulullah r telah bersabda, artinya, “Barangsiapa meninggal dunia dan belum pernah berjihad atau belum meniatkan dirinya untuk berjihad, maka ia mati pada salah satu cabang kemunafikan.” (HR. Muslim).
Mari kita tanyakan pada diri kita, ketika kita menyaksikan pembantaian rakyat Palestina oleh zionis Israel, pernahkah terbetik dalam hati kita untuk berjihad? Ataukah hanya sebatas empati dan ucapan, “Kasihan”?
Nabi r bersabda, artinya, “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Daud)
5. Memahamkan generasi muda Islam akan permusuhan Yahudi dan musuh-musuh Islam lainnya
Tanyakan pada anak-anak muda, siapa idola mereka? Maka Anda akan mendengar kebanyakan jawaban mereka adalah para artis dan olahragawan. Tanpa peduli apapun agamanya. Karenanya, mereka bangga ketika bisa mengikuti tingkah dan budaya idola mereka, meskipun hal itu telah merambah daerah ritual keagamaan, seperti turut memperingati natal, tahun baru, dan ritual-ritual keagamaan lainnya.
Allah I berfirman, artinya, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al Baqarah: 120).
6. Mengingatkan kaum Muslimin akan keutamaan jihad
Karena kecintaan terhadap dunia, orang Islam jadi takut berjihad. Padahal, keutamaan jihad sangat banyak. Di antaranya (sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih):
-Geraknya mujahid di medan perang diberikan pahala oleh Allah.
-Jihad adalah perdagangan yang untung dan tidak pernah rugi.
- Jihad lebih utama daripada meramaikan Masjidil Haram dan memberikan minum kepada jama’ah haji.
-Jihad merupakan satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid).
-Orang yang berjihad, meskipun dia sudah mati syahid namun ia tetap hidup dan diberikan rizki.
-Orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa tidak berbuka dan melakukan shalat malam terus-menerus.
-Surga memiliki 100 tingkatan yang disediakan Allah untuk orang yang berjihad di jalan-Nya. Antara satu tingkat dengan yang lainnya berjarak seperti langit dan bumi.
-Surga di bawah naungan pedang mujahidin.
-Orang yang mati syahid mempunyai 6 keutamaan: (1) diampunkan dosanya sejak tetesan darah yang pertama, (2) dapat melihat tempatnya di Surga, (3) akan dilindungi dari adzab kubur, (4) diberikan rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, (6) dapat memberikan syafa’at kepada 70 orang keluarganya.
-Orang yang pergi berjihad di jalan Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
-Orang yang mati syahid, ruhnya berada di qindil (lampu/lentera) yang berada di surga.
-Orang yang mati syahid diampunkan seluruh dosanya kecuali hutang.
7. Menggunakan segala cara yang dapat mendatangkan kerugian bagi Israel dan sekutu-sekutunya, seperti melakukan boikot terhadap barang-barang yang mereka produksi atau perusahaan-perusahaan yang aktiv memberikan sokongan dana bagi Israel.
8. Menggunakan seluruh potensi yang ada untuk menyiapkan kekuatan dalam menghadapi musuh
Dulu, Nabi Muhammad r memuliakan Masjidil Aqsha dan Palestina. Para sahabat kemudian membebaskannya dan menjadikannya sebagai wilayah Islam. Kini Palestina terjajah dan dizalimi. Darah bersimbah di bumi Palestina. Lalu apa yang telah kita persiapkan?
Wallahul Musta’ân wa Ilaihil Musytakâ
Dari berbagai sumber


Label:

Minggu, 04 Januari 2009

Menulislah….!


Semesta bertasbih
kepada Allah
Sucikan namaNya ,
lafadzkan asmaNya
hingga buliran air yang menetes dari ujung dedaunan

Tidak ada satupun pengingkaran alam Dari seluruh yang ada di muka bumi bahkan ketika alam menangis dihadapan kita.

Dan jika seluruh lautan dijadikan tinta untuk menuliskan nikmat yang telah diberikan allah kepada makhluknya niscaya tidak akan cukup

Hati kita terusik jika ada
Kerusakan yang terjadi karena ulah tangan manusia tapi lidah masih sering kelu untuk Sekedar menegur atau menyapa salah yang terjadi didepan mata

Jika alam memperlihatkan kesyukurannya dengan buah yang ranum, bunga yang indah dan akar yang kokoh

Maka dengan kata dan tulisan manusia bisa berbuat lebih dihadapan manusia terlebih kepada allah

Setiap kata adalah amanah
Dan amanah adalah titipan untuk menelisik jiwa yang haus akan ilmu dan butuh pencerahan

Tapi …
Jika kata tidak lagi bisa mewakilkan amanah yang ingin kita sampaikan maka menulislah…
Menulislah dengan rasa TAkut kepada Allah

Buletin Dakwah Al Fikrah mengajak anda untuk berbagi kata hikmah, merangkai kalimat dakwah untuk memberi
kepada sesama
melalui dakwah bil qalam

Label:

Salam Jihad

Mari! Marilah berpikir sejenak. Marilah merenungi tentang dakwah dan pergerakan. Mari luangkan waktu memikirkan Islam yang suci. Demi dakwah dan jamaa'ah, buanglah kesibukan duniawi. Raih keridhaanNya dengan berbuat lebih, lebih, dan lebih banyak lagi…